Arca Budha Candi BOROBUDUR

Arca-arca Budha sekilas terlihat sama. Namun demikian dapat diidentifikasi berdasarkan sikap tangannya atau mudranya yang penempatannya berdasarkan penjuru mata angin. Arca Budha memiliki karaktersitik berdasarkan posisi Budha saat melakukan pertapaan.


















Arca Budha di Candi Borobudur

Karakteristik arca Budha:

>Pada ujung kepala, rambut Sang Budha keriting dan selalu searah jarum jam dan disanggul ushnisa).
>Pada dahinya terdapat tonjolan kecil yang disebut (urna).
>Pada leher Sang Budha jika diperhatikan terdapat garis-garis sebanyak tiga buah melambangkan kesabaran dan juga sebagai manusia sempurna.
>Arca Budha memiliki telinga yang panjang sebagai gambaran kalau Budha itu Maha Mendengar.
>Mata Budha digambarkan setengah terpejam karena melambangkan orang yang melakukan yoga yang bertujuan untuk membantu konsentrasi. Setelah memejamkan mata kemudian perhatian diarahkan ke ujung hidung untuk bisa membantu konsentrasi.

Bagian tubuh, seluruh patung Budha tidak ada yang memakai baju kebesaran, hanya memakai jubah. Jubah itu hanya menutup sebagian dadanya. Tidak ada yang penuh menutupi seluruh tubuhnya. Dada bagian kanan dibiarkan terbuka, sedangkan bagian kiri tertutup. Baju hanya berupa kain biasa menandakan sikap Budha yang telah meninggalkan hal-hal duniawi.

Sikap tangan Budha juga melambangkan hal yang berbeda-beda yang disebut Mudra. Mudra ini menjadi petunjuk atau identifikasi tentang apa yang sedang dilakukan Budha. Sikap kaki bersila dan berada di singgasana berbentuk teratai, dinamakan padmasana. Kaki kanan telapak kakinya dibuka ke atas ditumpangkan pada kaki sebelah kiri. Sikap kaki kanan menjadi semacam penopang tubuh untuk relaksasi saat bermeditasi. Bahasa tubuh yang ditunjukkan oleh Budha baik dari sikap tangan dan bahu menunjukkan sikap tubuh seperti orang sedang beryoga. Penempatan arca Budha mengikuti arah penjuru mata angin.

Berikut adalah Dyani budha Arca Budha menurut Mudra:



















Sumber gambar: Soekmono, R., Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993.

1. UTARA: Dhyani Buddha Amoghasidhi dengan Abhaya-Mudra (a= meniadakan, bhaya= bahaya). Arca budha dengan mudra/ sikap telapak tangan menghadap ke depan, maksudnya adalah meniadakan bahaya/ menolak bahaya.
2. SELATAN: Dhyani Budha Ratnasambhawa. Arca budha bersikap tangan Wara-Mudra. Wara-Mudra melambangkan pemberian amal, memberi anugerah atau berkah.
3. BARAT: Dhyani Budha Amitabha. Arca budha dengan sikap Dhyana-Mudra sikap tangan melambangkan sedang bermeditasi atau mengheningkan cipta.
4. TIMUR: Dhyani Buddha Aksobhiya. Arca Budha melambangkan Bhumispara-Mudra, sikap tangan yang menggambarkan saat Sang Budha memanggil dewi bumi, sebagai saksi ketika ia menangkis semua serangan iblis (mara).
5. ZENITH/ PUSAT: Dhyani Budha Wairocana. Arca budha dengan sikap Dharma Cakra-Mudra melambangkan gerak memutar roda dharma. Di Candi Borobudur, Mudra ini digambarkan dengan sikap tangan yang disebut Witarka-Mudra.

©2008 arie saksono
Sumber : Mas Arie Site

0 Response to "Arca Budha Candi BOROBUDUR"

Posting Komentar

About Me Aceh Air Terjun Air Terjun Jumog Air terjun Kedung Kayang Alam ALAMI Alor Apa ya...?? Apa yang salah dengan Blogku..?? Arca Budha Candi Borobudur ARCA DEWI DURGA Mahisasuramardhini Award Babel BAHARI Bali Ban Kempes dan Perempuan Ban MOBIL Bandung Bangka Belitung Banjarmasin Banjarnegara Banten Bantul Banyumas Banyuwangi Baru Pertama Kali Naik Pesawat Batang BaturRaden BELANJA Belum Beruntung Bengkulu Berburu Lalat Bingung dengan Ajaran Guru Bledug Kuwu Blitar Blora Bogor Borobudur Sunrise Boyolali Brebes Bromo Budaya Bus bertingkat Candi Candi Asu Candi Borobudur Candi Ngawen Candi Pawon Candi Plaosan Candi Prambanan CANDI/SITUS Candi/Temple Cara berhubungan sex Cerita Rakyat Ciamis Cirebon Daerah Lainnya Daftar Hotel Danau Danau / Situ Patenggang Dieng Diving DIY Edukasi-Budaya Favorit Gajah Besar dan Kecil Gajah dan Jerapah Grobogan Gunung Gunung Kidul Gunung Tangkuban Perahu Hadiah Sepeda Baru Hotel Amanjiwo Hukuman Untuk Pemerkosa Humor Cerita Humor Dewasa Humor teka - teki Hutan Indonesia Barat Indonesia Tengah Indonesia Timur Jakarta Jawa Barat Jawa tengah Jawa Timur Jembatan Suramadu Jember Jepara Just kidding Kain Kafan Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Karanganyar KASONGAN - Sentra Industri Gerabah Kawah Kawah Putih Kaya Tujuh Turunan Kebumen Kediri Kemeriahan HUT-RI Dikantorku Kendal Kepulauan Riau Kisah Malam Pertama Kisah Perokok Berat Kuliner Jawa Kuliner Sunda Kulon Progo LAIN-LAIN Lampung Legenda REOG PONOROGO dan WAROK Lembah Lembang Link Loko Wisata Cepu Lombok Made In Indonesia Madura Magelang Makasar Malang Maluku Maluku Utara Manado Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri MONUMEN DAN MUSEUM Mudik Bersama Keluarga Murid yang konyol My Picture Nganjuk NTB NTT Obyek Wisata Ketep Pass Outbond Pacitan Palembang Pangandaran Pantai Pantai Parangtritis Papua Pariwisata Pati Pekalongan Pemabuk Kecurian Pemalang Perut Mengandung Bayi Peta Yogyakarta Pray for japan Probolinggo Pulau Pulau Jawa Pulau Kecil Pulau Lainnya Pulau Waigeo Raja Ampat Raja Ampat Rawapening Rekor MURI - Widyatama Berpagar Buku Rel Kereta Api RELIGI Rembang Riau Salatiga SEJARAH DAN BUDAYA Semarang Situs Candi/ Istana/ Keraton Ratu Boko Sleman Solo Suami Menangis Subang Sukoharjo Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sumatera Barat Sumatera Utara Surabaya Surfing Suroloyo... Puncak kahyangan para dewa Taman Taman Kyai Langgeng Tangerang Taruhan Menggigit Mata Tegal Temanggung Tentara dan Ejakulasi Dini Tulungagung Wisata Alam Wisata Budaya Wisata Candi Wisata Gunung Wisata Keluarga Wisata Kuliner Wisata Laut Wisata Pantai Wisata Pegunungan Wisata Pendidikan Wisata Religi Wisata Sejarah Wonosobo Yogyakarta